Mynamecandrablo.blogspot.com - Birokrasi yang seharusnya merupakan penyambung lidah mahasiswa untuk menyelsaikan studinya.Belakangan ini kita sering mendengar keluhan kesal dari kawan-kawan Mahasiswa terkait birokrasi kampus yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Berkelitnya birokrasi memaksa Mahasiswa takluk pada situasi ini, birokrasi menempatkan Mahasiswa pada posisi serba salah. Dengan segala adikuasanya yang birokrasi miliki dengan kukuhnya menjatuhkan mental sebagian besar Mahasiswa. Dalam keadaan seperti ini, gerakankritis Mahasiswa diharapkan menjadi dewa penyelamat bagi Mahasiswa lainnya. Sayangnya gerakan-gerakan kritis Mahasiswa sepertinya sudah mulai hilang di dalam diri sebagian Mahasiswa.
Nyali Mahasiswa dengan mudah ciut saat berhadapan muka dengan birokrasi dan sejumlah ide kreatif serta mekanisme pergerakan mudah patah lantaran tak kuasa menghadapi tatapan mata penguasa kampus (birokrasi). Kualitas Mahasiswa yang begitu besar serta potensi-potensi yang ada di dalam diri sebagian mahasiswa tidak berbanding lurus dengan kekuatan dan daya juang untuk membawa perubahan. Gerakan Mahasiswa yang dulu kerap meramaikan kampus kini seperti telah hilang ditelan zaman. Isu perubahan yang konon bisa diusung Mahasiswa kini tak lagi bisa diharapkan. Kini Mahasiswa terbuai dan larut berfacebook-ria, dan bergameonline. Corong-corong penyalur aspirasi seperti UKM, HMJ, Senat Mahasiswa telah kaku dan lapuk dan gerakan Mahasiswa yang kita rindukan telah hilang seperti suara-suara kebenaran di depan rektorat.
Dengan kondisi birokrasi kampus yang membunuh kita secara perlahan memberi isyarat bawasannya perlu membangun kembali pondasi-pondasi gerakan Mahasiswa dengan harapan bisa menetralisir kebijakan-kebijakan birokrasi kampus. Dengan titah mensejahterakan atmosper kehidupan kampus memberi kode kepada aktivis-aktivis Mahasiswa bahwa kajian-kajian birokrasi menjadi hal mendasar bagi Mahasiswa. Bila kita tidak mengawal maka birokrasi dengan seenaknya mempermainkan sistem-sistem kampus. Mahasiswa harus memandang birokrasi sebagai alat jitu untuk memperluas praktek demokrasi, karena demokarsi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Oleh karena itu, birokrasi adalah media pengembang ini bisa berfungsi sebagai jembatan bagi pelaksanaan setiap kebijkan-kebijkan administratif dari penguasa dengan aspirasi masyarakat kampus. Asal Mahasiswa mampu mengontrol jalannya demokrasi kampus secara progres dan itu tentu tergantung sifat birokrasi yang di bangun, apakah mengedepankan sifat keterbukaan/transparasi atau serba tertutup.
Keadaan itu perlu dicermati oleh masyarakat kampus, Karna pada dasarnya Mahasiswa itu kaum intelektual bangsa, yang di mana pran dan fungsi Mahasiswa sebagai direct of change, agent of change, iron stroct, moral force, sosial control. Saya kutip dari sosial control peran Mahasiswa sebagai sosial control terjadi ketika ada kebijakan kebijakan birokrasi kampus yang tidak pro terhadap Mahasiswa. Gagasan dan ilmu yang dimiliki oleh Mahasiswa sangat berperan aktif dalam menjaga, memperbaiki, menjadikan nilai, dan norma didalam masyarakat kampus kembali stabil sesuai apa yang di harapkan. Peranan sosial yaitu bahwa keberadaan Mahasiswa dan juga segala perbuatan Mahasiswa tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Dalam artian menyadari betul bahwa fungsi dasar Mahasiswa.
Bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang baik dengan keintlektualnya yang Mahasiswa miliki selama ada di dalam dunia pendidikan tinggi dan ketika moralitas Mahasiswa di kerdilkan maka cuman ada satu kata lawan. Tapi ingat Mahasiswa punya yang namanya independensi. Independensi yang Mahasiswa miliki perlu diimbangi dengan kemampuan analisis yang kuat agar Mahasiswa memiliki mutu dan kualitas yang cemerlang serta memiliki jiwa militansi yang tinggi agar bisa menjadi garda depan dalam setiap pengawalan kebijakan-kebijakan birokrasi yang tidak pro terhadap Mahasiswa.
Pada akhirnya ketika kita berhasil mengkawal kebijakan kebijakan ini maka masyarakat kampus secara tidak langsung merasakan eksistensi dari pada Mahasiswa itu sendiri. Peran sentral perjuangan sebagai kaum intelektualitas bangsa memberi secercah sinar harapan untuk bisa memperbaiki dan memberi perubahan-perubahan positif di kalangan kampus. Dari Mahasiswa selaku pewaris peradaban selalu muncul berbagai gerakan-gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah perguruan tinggi.
Dalam artian menyadari betul bahwa fungsi dasar Mahasiswa.
Bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang baik dengan keintlektualnya yang Mahasiswa miliki selama ada di dalam dunia pendidikan tinggi dan ketika moralitas Mahasiswa di kerdilkan maka cuman ada satu kata lawan. Tapi ingat Mahasiswa punya yang namanya independensi. Independensi yang Mahasiswa miliki perlu diimbangi dengan kemampuan analisis yang kuat agar Mahasiswa memiliki mutu dan kualitas yang cemerlang serta memiliki jiwa militansi yang tinggi agar bisa menjadi garda depan dalam setiap pengawalan kebijakan-kebijakan birokrasi yang tidak pro terhadap Mahasiswa.
Pada akhirnya ketika kita berhasil mengkawal kebijakan kebijakan ini maka masyarakat kampus secara tidak langsung merasakan eksistensi dari pada Mahasiswa itu sendiri. Peran sentral perjuangan sebagai kaum intelektualitas bangsa memberi secercah sinar harapan untuk bisa memperbaiki dan memberi perubahan-perubahan positif di kalangan kampus. Dari Mahasiswa selaku pewaris peradaban selalu muncul berbagai gerakan-gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah perguruan tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar