bang_candra95 |
Hujan ini turun begitu derasnya membasahi sebagian sudut kota tua ini, sang hujan yang di temani angin kencang dan kilat petir, membawa sekeping ingatan tentang masa lalu yang lama terperangkap di balik jeruji kota tua.
jarum jampun mulai berpindah tempat, menunjukan pukul 2:28 wib, ngantukpun tak kunjung datang tenggorokanku kering dan kau selalu melintasi rute pikiranku.
Masih tersisa bekas air hujan yang singgah di lembar dedaunan, bertuliskan seuntai bait puisi yang lahir dari rahim kerinduan. Aku menuliskan tentang dirimu dalam puisi hujan, tentang angin yang membelai pucuk pepohonan menyonsong pagi agar malam menghilang.
Aku sempat mendengar malam mengetuk mimpi, namun aku lebih memilih pagi agar dapat memaknai rindu yang begitu gelap
kau bagaikan hujan dan aku bagaikan sehelai daun kering, kau menjelajahi setiap pori pori dedaunan untuk menemukan tempat persinggahan.
Lalu kusajakkan rindu ini lewat rintikan hujan dan semoga saja kau dapat mampu mengobatinya. Angin yang mendesaukan suara di getas ranting pepohonan, mungkin ada tangis yang tersimpan di balik kenangan, kenangan tentang masa lalu
0 komentar:
Posting Komentar