Terlintas di jalan pikiranku tentang dia yang selalu menjaga mata, setia menjaga hatinya hanya di pruntukkan untukku. Dia adalah manifestasi dari diriku yang di ciptakan Tuhan untukku. Pernah aku berkata kepadanya, untuk menjaga kekokohan sebuah hubungan itu harus didasari oleh sebuah kepercayaan, rasa percaya antara satu sama lain.
Ku tau ini semua belum pasti, butuh ikhtiar untuk memastikan agar menjadi pasti, walau jarak menjadi penghalang, ku berharap penghalang ini menjadi saksi atas keharmonisan sebuah hubungan, jangan di peruncing lalu jadi masalah hingga membuat hubungan terpecah belah.
Yang manis mengajarkan kita tentang rasa manis, yang pahit mengajarkan kita tentang rasa pahit, jarak mengajarkan kita tentang rasa rindu, sementara CINTA mengajarkan kita tentang keseluruhan rasa. Dengan belajar merawat CINTA secara tidak sadar kita belajar mencicipi keseluruhan rasa dari rasa manis, rasa pahit, rindu, sakit, sayang, kecewa semua di campur adukkan dalam CINTA.
Ketika mata dan logika saling berdialog tentang sebuah rasa dan tidak menemukan benang merah dari dialog tersebut maka di perlukan peran HATI dalam mengayomi ke dua-duanya agar tidak menjadi konflik yang menghilangkan esensi dari salah satu diantaranya.
Kini teriakan tak lagi mengeluarkan suara, Cinta tak lagi memiliki esensi Rindu tak lagi ingin bertemu,,, nanti akan ku perjelaskan semuanya jika sudah jelas jelasnya.
Malang, 07/04/2018
0 komentar:
Posting Komentar